Gerakan pembawa muatan dengan arah tertentu pada bagian dalam suatu penghantar akan terhambat oleh terjadinya tumbukan dengan ion-ion atom dari bahan penghantar tersebut. "Perlawanan" penghantar terhadap pelepasan arus inilah disebut sebagai tahanan. Satuan SI yang ditetapkan untuk tahanan listrik adalah Ohm.
Simbol formula untuk tahanan
listrik adalah R.
Besarnya arus listrik yang mengalir pada masing-masing bahan penghantar berlawanan dengan hambatannya. Hambatan
ini tergantung pada susunan bagian dalam bahan
itu sendiri (kerapatan atom dan jumlah
elektron bebas) hal itu disebut
sebagai tahanan
jenis (spesifikasi tahanan).
Tahanan jenis suatu bahan penghantar menunjukkan bahwa angka yang tertera
adalah sesuai dengan nilai tahanannya untuk panjang 1 m, luas penampang 1 mm2 ,
dan pada temperatur 20OC.
Sebagai contoh, besarnya tahanan jenis untuk:
a. perak = 0,016 Ω.mm2/m
b. tembaga = 0,0178 .mm2/m
c. alumunium = 0,0278 .mm2/m
Berikut yang menyebabkan nilai tahanan listrik
suatu penghantar R makin
besar.
a. Kawat penghantar
l
makin panjang.
b. Luas penampang A makin kecil.
c. Tahanan jenis ρ makin besar
Suatu percobaan menyatakan
sebagai berikut:
a. Gerakan
elektron yang terdapat pada penghantar yang lebih panjang akan mendapatkan
rintangan lebih kuat dibanding pada penghantar yang lebih pendek.
b. Pada gerakan
elektron dengan jumlah
sama pada kawat penghantar dengan
luas penampang lebih kecil terjadi tumbukan yang lebih banyak,
hal ini berarti bahwa tahanannya menjadi
bertambah.
c. Bahan dengan
tahanan yang lebih
besar, maka jarak
atomnya lebih kecil
dan jumlah elektron-elektron bebasnya lebih sedikit,
sehingga menghasilkan tahanan listrik yang lebih besar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat didapatkan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
R = tahanan penghantar ( )
p = tahanan jenis ( .mm2/m)
l = panjang penghantar (m)
A = luas penampang (mm2)
Beda Potensial atau Tegangan
Pada potensial listrik
terdapat perpindahan arus listrik akibat
adanya beda potensial dengan satuan Volt. Satu Volt adalah beda potensial antara dua
titik saat melakukan usaha satu Joule untuk memindahkan muatan
listrik satu Coulomb.
Keterangan:
V = beda potensial atau tegangan, Volt)
W = usaha (newton-meter atau Nm atau Joule)
Q = muatan listrik,
dalam coulomb.
Simbol satuan untuk Volt adalah V. Adapun pembagian
dan kelipatan satuan
tegangan sebagai
berikut.
1 MV = 1 Megavolt = 1.000.000 V = 106 V.
1 kV = 1 Kilovolt = 1.000 V = 103 V.
1 mV = 1 Millivolt = 1 V = 10-3 V
1.000
1 µV = 1 Mikrovolt = 1
1.000.000
V = 10-6 V.
Pada rangkaian
listrik dibedakan menjadi
beberapa macam tegangan, yaitu tegangan sumber
dan tegangan jatuh.
Terlihat pada gambar berikut!
Tegangan sumber adalah tegangan yang
dibangkitkan di dalam
sumber tegangan. Tegangan sumber merupakan penyebab atas terjadinya aliran
arus. Tegangan sumber
disalurkan ke seluruh rangkaian listrik dan dikonsumsi oleh
masing-masing beban. Tegangan jatuh adalah tegangan
yang digunakan pada beban.
Tegangan selalu mempunyai arah reaksi tertentu, dapat digambarkan seperti
suatu anak
panah tegangan. Anak panah tegangan
untuk arah tegangan
positif ditunjukkan dari potensial tinggi
(misalnya kutub +) menuju ke potensial rendah
(misal kutub - ), dalam hal ini memperlihatkan potensial
tingginya adalah positif (+) dan potensial rendahnya adalah negatif
(-).
Pada praktiknya dapat diperlihatkan bahwa anak panah tegangan untuk sumber tegangan mempunyai arah dari kutub (+)
menuju ke kutub (-). Adapun arah anak panah tegangan
jatuh seperti aliran
arus yang mengalir
dari potensial tinggi
menuju ke potensial rendah.
Kesimpulan:
1. Sistem
Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional berkenaan sistem pengukuran dalam bidang teknik, terdapat
enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yakni panjang , massa , waktu arus
listrik, temperature termodinamika, dan intensitas cahaya.
2. Tujuh
besaran berkaitan dengan kelistrikan yang merupakan sebuah standar, yakni, standar Ampere,
resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan temperature atau suhu dan luminasi cahaya.
3. Hukum
Faraday, Hukum Ampere-Biot-Savart dan Hukum Lenz merupakan tiga hukum dasar listrik
yang penerapannya terdapat
pada proses kerja dari suatu
mesin listrik hal tersebut merupakan prinsip dasar dari konversi
energi elektromekanik dari sebuah mesin
listrik dinamis (generator dan motor listrik).
4. Hukum Ohm dan Hukum
Kirchhoff yang dapat dipergunakan untuk analisis perhitungan besar arus listrik,
tegangan listrik, dan hambatan listrik pada sebuah rangkaian listrik tertutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar