A. Kontinyu (analog)
Pengendalian jenis analog ini dapat dibagi menjadi:
1. Kesebandingan
(proportional)(P), yaitu sistem kendali yang mempunyai keluaran sebanding
dengan penyimpangan (deviasi), contoh: pengendalian uap melalui katup,
transmitter tekanan, dan lain-lain.
2. Integral
(I), yaitu sistem kendali yang keluarannya selalu berubah selama terjadi
penyimpangan, dan kecepatan perubahan keluaran tersebut sebanding dengan
penyimpangan (proportional speed floating control), contoh: aras cairan di
dalam tangki, sistem tekanan gas.
3. Diferensial
(D).
4. Kombinasi
P, I, dan D.
Diskrit (digital) Pengendalian ini dilakukan oleh
komponen-komponen diskrit dan dapat dibagi atas:
a) Pengendalian dengan dua posisi (bang-bang
control), misalnya: rele, saklar On-Off, termostat, dan lain-lain, pengendalian
jenis ini bersifat osilasi.
b) Posisi ganda, misalnya saklar pemilih (selector
switching). Keuntungannya mengurangi osilasi.
c) Floating : pada posisi yang relatif tidak
terbatas. Pada jenis ini pemindahan energi dapat dilakukan melalui salah satu
dari beberapa kemungkinan yang ada
Servo
dan Regulator
Sebuah
regulator adalah bentuk lain daripada servo, perbedaan utama antara servo
dengan regulator adalah pada regulator diberi sinyal tambahan (sinyal gangguan,
u) sehingga akan menghasilkan keluaran yang berbeda dengan servo. Perbedaan
tersebut digambarkan secara sederhana pada Gambar 13.2a dan Gambar 13.2b.
Istilah regulator diperoleh dari pemakaiannya mula-mula sebagai pengendali kecepatan dan tegangan, yaitu sebagai pengatur tegangan atau pengatur kecepatan.
Karakteristik Sistem Kendali Otomatis
Suatu
sistem kendali disebut kendali otomatis apabila sistem tersebut merupakan lup
tertutup dan cara pengendalian variabel dilakukan dengan peralatan-peralatan
otomatis berupa peralatan elektris, pneumatis, mekanis, ataupun kombinasinya.
Berdasarkan hal tersebut, karakteristik penting sistem kendali otomatis adalah
sebagai berikut:
a. Sistem kendali otomatis merupakan sistem kendali
dinamis (berubah terhadap waktu) yang dapat berbentuk linier maupun nonlinier.
b. Bersifat menerima informasi, memprosesnya,
mengolahnya, dan kemudian mengembangkannya.
c. Komponen/unit yang membentuk sistem kendali ini
akan saling mempengaruhi (berinteraksi).
d. Bersifat mengembalikan sinyal ke bagian masukan
(feedback) dan ini digunakan untuk memperbaiki sifat sistem.
e. Karena adanya sistem umpan balik, maka pada sistem kendali otomatis selalu terjadi masalah kestabilan.
Pemakaian Sistem Kendali Otomatis
Pemakaian sistem kendali otomatis banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik dalam pemakaian langsung maupun tidak langsung, pemakaian tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pengendalian proses: suhu, aliran, tekanan,
tinggi permukaan cairan, viskositas, dan lain-lain; misalnya pada industri
kimia, makanan, tekstil, dsb.
b. Pembangkit tenaga listrik (pengendalian
distribusi tenaga).
c. Pengendalian numeris (CNC): pengendalian yang
membutuhkan ketelitian tinggi dalam proses yang berulang-ulang.
d. Transportasi; elevator, eskalator, pesawat
terbang, dsb.
e. Servomekanis.
f. Bidang non teknis, seperti: ekonomi, sosiologi,
dan biologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar