BAB I
Pengembangan Desain dan Produksi Produk Elektronika Praktis
Produk Rekayasa Elektronika Praktis
menjadi bagian kebutuhan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Wirausaha di bidang rekayasa elektronika praktis dengan memberi nilai tambah
dalam segala aktivitas apapun menggunakan rangkaian elektronika dengan
memperhatikan kebutuhan pelanggan dapat mendatangkan hasil/income sesuai
harapan dalam mendirikan usaha. Menggali, mengenali, dan mengembangkan potensi
dan kompetensi diri dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan dalam
berwirausaha. Dalam pengembangan desain dan produksi produk elektronika praktis
dapat diuraikan seperti di bawah ini.
1.
Pengembangan Desain Produk Elektronika Praktis
Pengembangan desain dalam pembuatan
produk elektronika praktis diawali dengan mencari data tentang potensi pasar
yang membutuhkan produk elektronika praktis ini disamping ketersediaan bahan
baku. Jenis, material, bentuk dan karakter dari bahan baku akan menjadi dasar
untuk ide produk yang akan dibuat. Penentuan bahan baku yang akan digunakan
menjadi dasar untuk proses pengembangan ide produk. Desain produk elektronika
praktis harus memiliki fungsi di samping estetika dan keunikan.
Proses pencarian ide menjadi sangat
penting. Ide desain produk elektronika praktis dapat diperoleh dengan tiga cara
pendekatan mengenali pasar sasaran dan selera pasar, melakukan eksplorasi
material untuk menghasilkan estetika produk yang berbeda dan unik, dan
memikirkan di mana produk tersebut akan diletakkan dan digunakan.
2.
Bahan Pendukung Produk Elektronika Praktis
Bahan
pendukung adalah bahan-bahan yang dipakai selama proses produksi pembuatan
produk elektrnika praktis. Bahan pendukung produk elektronika praktis berupa
sumber daya yang terdapat di sekitar kita diantaranya terbagi menjadi:
a.
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah kekayaan yang
tersedia di alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam dibagi menjadi dua:
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable), yaitu sumber daya alam dimana ketika dimanfaatkan secara terus
menerus masih dapat diperbaharui kembali.
Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable), yaitu apabila sumber daya alam ini dimanfaatkan secara
terus menerus oleh manusia jumlahnya akan berkurang dan lama kelamaan akan
habis.
b.
Sumber Daya Manusia
Pemanfaatan sumber daya alam melibatkan
manusia. Tantangan sumber daya manusia sekarang ini adalah mampu menjadi
manusia yang berkualitas sehingga dapat memanfaatkan SDA secara optimal dengan
tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Sumber daya manusia dapat berupa
tenaga kerja dan kewirausahaan
Tenaga
kerja adalah penduduk yang ikut aktif dalam kegiatan produksi. Contoh tenaga
kerja, yaitu petani yang mengolah tanah pekarangan atau sawah agar menghasilkan
padi, sayuran, buah, dan hasil pertanian lain. Tenaga kerja yang mengolah hasil
pertanian menjadi produk kuliner yang dipasarkan dengan menggunakan peralatan
aplikasi elektronika praktis sehingga dapat menarik pengunjung. Peralatan
elektronik praktis menjadi kebutuhan untuk menunjang usaha. Sumber daya manusia
terus meningkatkan kemampuan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan
standar produksi .
Sumber
daya kewirausahaan adalah semangat, sikap, dan perilaku seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan ekonomi sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Orang yang memiliki mental kewirausahaan disebut wirausahawan.
3.
Alat Pendukung Produksi
Usaha
produk elektronika yang sudah mengalami perkembangan permintaan yang besar
membutuhkan peralatan-peralatan yang memiliki presisi dan kecepatan kerja
tinggi. Pengembangan terus dilakukan dengan melalui tahapan evaluasi dan
pengembangan. Beberapa alat pendukung dalam pembuatan produk elektronika rekayasa
antara lain sebagai berikut.
Mesin
pembuat lobang PCB. Terdapat beberapa pengeboran proses dan cara dalam
pembuatan lubang PCB, pilihan cara umumnya mempertimbangkan biaya, kecepatan,
dan jumlah produksi. Pertama, pengeboran PCB dengan bor manual yang banyak
digunakan dalam membuat lubang PCB. Cara ini cukup hemat namun membutuhkan
waktu lama dan hasil yang diperoleh tidak banyak. Lobang yang dihasilkan juga
tidak seragam. Kedua pembuatan lobang PCB dengan CNC merupakan cara modern yang
menghasilkan lobang bor yang presisi, dan mencegah terjadinya kesalahan
pengeboran karena dikontrol oleh komputer. Ketiga menggunakan puncing yang
merupakan kombinasi dari cara manual dan CNC. Cara ini dapat menghasilkan
jumlah yang banyak. Dengan sekali punching seluruh lobang akan terbentuk secara
serentak dan cara ini merupakan cara paling cepat dalam pembuatan lobang PCB.
Hasil lobang lebih seragam dan sama sesuai dengan cetakan yang dibuat
sebelumnya. Namun cara ini termasuk mahal terutama dalam pembuatan cetakannya.
Mesin
laser cutting, digunakans untuk memotong sesuai dengan kebutuhan. Hasil
potongan tergantung pada jenis mesin laser, daya mesin laser, setting kecepatan
potong, dan power. Pilih gambar yang akan dilaser, tentukan dan pilih jenis
seting dengan menggunakan kombinasi antara kecepatan dan power dengan hasil
potongan yang baik. Perangkat lunak, sistem dan cara kerja yang berbeda antara
mesin laser satu dengan yang lain. Semakin besar kekuatan yang ada maka semakin
besar power yang digunakan, kecepatan semakin ditingkatkan sehingga dapat
memotong lebih cepat. Semakin tinggi power yang digunakan berakibat pada panas
yang muncul, sehingga meningalkan noda bakar pada benda kerja atau material.
Pilihan setting disesuaikan dengan jenis material yang akan dipotong.
4.
Menerapkan Keselamatan Kerja
Terjadinya
sebuah kecelakaan saat bekerja memang tidak diharapkan, namun demikian
kecelakaan bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keselamatan kerja,
juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang keamanan dan
keselamatan kerja. Keamanasn kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung
terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai
berikut : 1) Baju kerja, 2) Helm, 3) Kaca mata, 4) Sarung tangan, dan 5)
Sepatu. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai
berikut: 1) Buku petunjuk penggunaan alat, 2) Rambu-rambu dan isyarat bahaya,
3) Himbauan-himbauan, dan 4) Petugas keamanan.
5.
Perawatan Produk Elektronika Praktis
Perawatan
produk meliputi pemeliharaan peralatan dan pemeliharaan lingkungan. Aktivitas
perawatan produk dikembangkan secara berkala dan harus sesuai dengan SOP yang
dikembangkan untuk produk tersebut. Produk elektronika praktis sebagian besar
menggunakan bahan-bahan yang tidak mudah terurai seperti plastik, bahan-bahan
semikonduktor, dan baterai yang harus betul-betul diperhatikan penanganan
limbahnya agar tidak mencemari lingkungan
A. Prototype
Produk
Prototipe merupakan penafsiran
produk yang dapat diklasifikasikan melalui dua dimensi yaitu dimensi yang
pertama adalah tingkat dimana sebuah prototipe merupakan bentuk fisik. Dimensi
kedua adalah tingkatan dimana sebuah prototipe merupakan prototipe yang menyeluruh.
Prototipe yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut
dari produk. Prototipe menyeluruh merupakan prototipe yang diberikan kepada
pelanggan untuk mengidentifikasi kekurangan dari desain sebelum memutuskan
diproduksi.
Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype Produk.
Setiap tahapan dalam proses
pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini
mencakup, antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim
pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model “hanya bentuk” dapat ditunjukkan
pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model
lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.
Berikut tahapan prototype :
1) Pendefinisian produk
merupakan penerjemahan konsep teknikal yang
berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan
termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan
perlindungan terhadap konsumen.
2) Working model
Working model tidak harus mempresentasikan fungsi
produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya. Working model
juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan
prototipe rekayasa.
3) Prototipe rekayasa (engineering prototype)
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan
pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
4) Prototipe produksi (production prototype)
bentuknya dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan
kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat
menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
5) Qualified production item dibuat dalam skala
penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil
untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang
diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
6) Model
merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan
dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan
produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan
produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan
user (Eris Kusnadi, 2007).
Kegunaan Prototype
Dalam proyek pengembangan produk, prototipe
digunakan untuk empat tujuan yaitu:
1) Pembelajaran
Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe
pertanyaan “akankah dapat bekerja?” dan “sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan?” saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe dilakukan
sebagai alat pembelajaran.
2) Komunikasi
Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen
puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan dan investor. Hal
ini benar karena sebuah gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih
mudah dimengerti dari pada penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk
sekalipun.
3) Penggabungan
Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen
dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik
menyeluruh paling efektif sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan
produk karena prototipe ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari
seluruh bagian dan sub-assembly yang membentuk sebuah produk.
4) Milestones
Dalam tahap pengembangan produk berikutnya,
prototipe digunakan untuk mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai
tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe milestones menyediakan hasil nyata
memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar