Desain industri atau dalam bahasa inggris “industrial design” adalah
seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan
dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis
atau warna atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk tiga atau dua dimensi, yang memberi kesan estetis,
dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.
Sebuah
karya desain dianggap sebagai kekayaan intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan kreativitas dari
pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya
oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Adapun tahapan-tahapan pembuatan
desain produk, sebagai
berikut :
a.
Tahap I, yaitu situasional (mengidentifikasi dan membatasi masalah).
b.
Tahap II, yaitu ringkasan rencana
(merupakan spesifikasi dan pernyataan yang diperlukan).
c.
Tahap III, meneliti
dan menyelidiki (menganalisis, koleksi data dan riset).
d.
Tahap IV, yaitu
pemecahan-pemecahan (eksplorasi bentuk/
pengembangan bentuk).
e.
Tahap V, yaitu
pemecahan terbaik (pemilihan sket/ desain terbaik).
f.
Tahap VI, yaitu model (mockup, prototipe,
simulasi).
g.
Tahap VII, yaitu
gambar kerja.
h.
Tahap VIII, yaitu
visualisasi produk (produksi/ pembuatan produk).
i.
Tahap IX, yaitu test dan evaluasi (penafsiran dan pengetesan hasil).
2.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan sistem desain produk
Untuk mengembangkan sistem desain produk dan struktur
organisasi yang efektif,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai
berikut.
a.
Desain yang tangguh
(robust design), adalah sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun pada kondisi
yang tidak memadai pada proses produksi.
b.
Desain modular
(modular design), adalah bagian atau komponen sebuah produk
dibagi menjadi komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan.
c.
Computer Aided Design (CAD), adalah penggunaan
sebuah komputer secara interaktif untuk
mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk.
d.
Computer Aided Manufacturing (CAM), adalah penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin.
e.
Teknologi realitas virtual
(virtual reality
technology), adalah bentuk
komunikasi secara tampilan di mana gambar menggantikan kenyataan dan biasanya pengguna dapat menanggapi
secara interaktif.
f.
Analisis nilai (value
analysis), merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan
selama proses produksi.
g.
Desain yang ramah lingkungan (environmentally friendly design), merupakan perancangan produk yang telah memasukkan unsur kepekaan terhadap
permasalahan lingkungan yang sangat
luas pada proses produksi.
3. Perancangan desain produk
Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis,
menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang
dengan memanfaatkan informasi yang ada.
a.
Karakteristik perancangan dan perancangnya
Dalam membuat suatu rancangan produk atau alat, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Karakteristik perancangan berkaitan dengan produk yang akan dirancang. Adapun yang termasuk
karakteristik perancangan, sebagai berikut.
1)
Berorientasi pada tujuan
Rancangan harus disesuaikan dengan tujuan dari produk yang akan dibuat tersebut.
2)
Variform
Variform merupakan suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin tidak terbatas, tetapi harus
dapat memilih salah satu ide yang akan diambil.
3)
Pembatas
Dimana pembatas ini membatasi jumlah
solusi pemecahan, antara
lain :
a) Hukum alam, antara lain ilmu fisika,
ilmu kimia, dan seterusnya.
b) Ekonomis, antara lain pembiayaan atau ongkos dalam menetralisir rancangan yang telah dibuat.
c) Pertimbangan manusia,
yaitu berkaitan dengan sifat, keterbatasan, dan kemampuan manusia
dalam merancang dan memakainya.
d) Faktor legalisasi, yaitu hal yang berkaitan dengan
aturan perundang- undangan mulai dari model,
bentuk, sampai dengan hak cipta.
e) Fasilitas produksi,
antara lain sarana
dan prasarana yang dibutuhkan untuk
menciptakan rancangan yang telah dibuat.
f) Evolutif, yaitu
berkaitan dengan berkembang terus/ mampu mengikuti
perkembangan zaman.
g) Perbandingan nilai, yaitu dengan membandingkan dengan tatanan nilai
yang telah ada.
Sedangkan karakteristik perancang merupakan karakteristik yang harus dipunyai
oleh seorang perancang, antara lain :
1)
Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah.
2) Memiliki imajinasi
untuk meramalkan masalah
yang mungkin akan timbul.
3)
Berdaya cipta
4) Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan.
5) Mempunyai keahlian
dalam bidang rancangan yang dibuat.
6) Dapat mengambil
keputusan terbaik berdasarkan analisis dan prosedur
yang benar.
7)
Mempunyai sifat yang terbuka terhadap kritik dan saran dari orang
lain.
b.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat rancangan
produk
Hasil rancangan yang dibuat harus dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pemakainya. Oleh karena
itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Faktor manusia ini di antaranya dipelajari dalam ergonomi (antropometri, biomekanik, fisiologi,
dan lain-lain).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia,
antara lain :
1)
Analisis teknik
Analisis teknik banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan,
kekerasan, dan seterusnya.
2)
Analisis ekonomi
Analisis ekonomi berhubungan dengan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
3)
Analisis legalisasi
Analisis legalisasi berhubungan dengan segi hukum dan tatanan hukum yang berlaku dan dari
hak cipta.
4)
Analisis pemasaran
Analisis pemasaran berhubungan dengan jalur distribusi produk/ hasil rancangan sehingga dapat sampai
kepada konsumen.
5)
Analisis nilai
Analisis nilai pertama
kali didefinisikan oleh L.D. Miles dari General
Electric (AS, 1940) adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak perlu.
4. Desain jasa
Jasa merupakan sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi jasa tidak pernah ada, hanya hasilnya
dapat dilihat setelah terjadi. Bila kita potong
rambut, jasa dikonsumsi ketika diproduksi, tetapi pengaruh atau hasil dari jasa tampak dan akan berakhir beberapa
waktu. Salah satu alasan produktivitas jasa
susah diperbaiki adalah karena desain produk jasa memasukkan unsur interaksi
konsumen.
a. Unsur – unsur
pelayanan produk jasa
Strategi jasa menentukan bisnis apa yang akan dilakukan, memberikan pengarahan
untuk merancang produk, sistem pelayanan, dan pengukuran. Strategi jasa memberikan suatu pandangan
tentang jasa macam apa yang harus diadakan
oleh perusahaan. Hal ini menggambarkan arah bisnis yang
dirasakan oleh pelanggan
dan karyawan, atau paling tidak bagaimana mereka harus memandangnya. Kunci dari desain produk jasa adalah mendefinisikan secara tepat barang-barang
yang terikat dalam jasa. Dalam merancang
jasa , manajemen harus secara seksama membaca harapan- harapan pelanggan.
Adapun unsur-unsur yang terdapat sistem pelayanan jasa, yaitu :
1)
Teknologi, yaitu derajat
otomatisasi, peralatan.
2)
Aliran proses, merupakan
urutan kejadian yang digunakan.
3)
Tipe proses, adalah
jumlah kontak dengan
pelanggan, derajat pelayanan.
4)
Lokasi dan ukuran.
5)
Tenaga kerja.