Translate

Pengertian Komponen TRIAC Dan DIAC


1. TRIAC

Triac dapat dianggap sebagai dua buah SCR dalam struktur kristal tunggal, dengan demikian maka Triac dapat digunakan untuk melakukan pensaklaran dalam dua arah (arus bolak balik, AC). Simbol dan struktur Triac adalah seperti ditunjukan dalam gamabr dibawah :

 


Gambar simbol dan struktur Triac.

 Karena secara prinsip adalah ekivalen dengan dua buah SCR yang disusun secara paralel dengan salah SCR dibalik maka Triac memiliki sifat-sifat yang mirip dengan SCR. Gambar dibawah adalah gambar karakteristik volt-amper dan skema aplikasi dari Triac.

 


Gambar Karakteristik dan skema aplikasi Triac.

 

Jika TRIAC sedang OFF, arus tidak dapat mengalir diantara terminal-terminal utamanya (saklar terbuka). Jika TRIAC sedang ON, maka dengan tahanan yang rendah arus mengalir dari satu terminal ke terminal lainnya dengan arah aliran tergantung dari polaritas tegangan yang digunakan (saklar tetutup).

Arus rata-rata yang dialirkan pada beban dapat bervariasi oleh adanya perubahan harga waktu setiap perioda ketika TRIAC tersebut ON. Jika porsi waktu yang kecil saat kondisi ON, maka arus rata-ratanya akan tinggi.

Kondisi suatu TRIAC  pada setiap perioda tidak dibatasi hingga 180o, dengan pengaturan picu dia dapat menghantarkan hingga 360o penuh.  Tegangan gate untuk pemicu buasanya diberi notasi VGT , dan arus gate pemicu dinotasikan dengan IGT.

 

Gambar Rangkaian picu TRIAC

    Selama setengah perioda negative, muatan negative akan berada pada plat bagian atas kapasitor dan jika tegangan yang berada pada kapasitor telah mencukupi, maka TRIAC akan ON.

Kecepatan pengisian kapasitor diatur oleh hambatan R2, dimana jika R2 bernilai besar, maka pengisisannya akan lambat sehingga terjadi penundaan penyalaan yang panjang dan arus rata-ratanya kecil. Jika R2 bernilai kecil, maka pengisian kapasitor akan cepat dan arus bebannya tinggi. 

 


Gambar DIAC sebagai pengendali TRIAC

 

Rangkaian tersebut menggunakan DIAC sebagai pengen dali picu. Prinsip kerjanya, jika tegangan input berada pada setengah periode positif, maka kapasitor akan terisi muatan melebihi beban dan hambatan R. jika tegangan kapasitor mencapai tegangan breakover DIAC, maka kapasitor mulai mengosongkan muatan melalui DIAC ke gerbang (gate) TRIAC.

Pulsa trigger TRIAC akan menghantarkan TRIAC pada setengah perioda tadi dan untuk setengah perioda berikutnya (negative) prinsipnya sama.

Sekali TRIAC dihidupkan, maka dia akan menghantarkan sepanjang arus yang mengalir melaluinya tetap dipertahankan. TRIAC tidak dapat dimatikan oleh arus balik layaknya suatu SCR. TRIAC dapat dimatikan dan kembali pada kondisi menghambat, ketika arus beban AC yang melewatinya berharga nol (0), sebelum setengah perioda lainnya digunakan. Faktor ini akan membatasi frekuensi respon yang dimiliki oleh TRIAC tersebut.

Bagi beban-beban resitif, waktu yang tersedia guna mematikan suatu TRIAC akan lebih panjang dari titik ketika arus bebannya jatuh hingga waktu dimana tegangan balik mencapai nilai yang dapat menghasilkan arus latching yang dibutuhkan.

Sedangkan bagi beban-beban induktif komutasinya akan lebih rumit lagi, dimana jika arus beban jatuh dan TRIAC berhenti menghantar, maka tegangan masih ada pada piranti tersebut. Jika tegangannya muncul terlalu cepat, maka akibat yang dihasilkan oleh persambungan kapasitansi adalah tetap menghantarnya TRIAC tersebut. Untuk itu maka sering digunakan rangkaian pengaman yang dapat mengubah nilai perubahan (Range of Change) tegangan TRIAC.

Adapun pengaturan tegangan bolak-balik dengan menggunakan TRIAC ditunjukkan pada gambar dibawah ini.



Contoh penggunaan TRIAC:

Pemakaian motor arus bolak-balik 1 fasa banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan motor arus searah. Pengontrolan pun sekarang sudah banyak ragamnya dari mulai pengaturan putaran sampai pada proteksinya.

 

3.       2. DIAC

Kalau dilihat strukturnya seperti gambar-8a, DIAC bukanlah termasuk keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron dengan mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.


Gambar : Struktur dan simbol DIAC

    Sukar dilewati oleh arus dua arah, DIAC memang dimaksudkan untuk tujuan ini. Hanya dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat menghantarkan arus. Arus yang dihantarkan tentu saja bisa bolak-balik dari anoda menuju katoda dan sebaliknya. Kurva karakteristik DIAC sama seperti TRIAC, tetapi yang hanya perlu diketahui adalah berapa tegangan breakdown-nya. 

Simbol dari DIAC adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar-8b. DIAC umumnya dipakai sebagai pemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi. Contohnya adalah aplikasi dimmer lampu yang berikut pada gambar-9.

Gambar  : Rangkaian Dimmer

Jika diketahui IGT dari TRIAC pada rangkaian di atas 10 mA dan VGT = 0.7 volt. Lalu diketahui juga yang digunakan adalah sebuah DIAC dengan Vbo = 20 V, maka dapat dihitung TRIAC akan ON pada tegangan :

V = IGT(R)+Vbo+VGT = 120.7 V

 

Gambar : Sinyal keluaran TRIAC

 

Pada rangkaian dimmer, resistor R biasanya diganti dengan rangkaian seri resistor dan potensiometer. Di sini kapasitor C bersama rangkaian R digunakan untuk menggeser phasa tegangan VAC. Lampu dapat diatur menyala redup dan terang, tergantung pada saat kapan TRIAC di picu.

Pengaplikasian tyristor seperti Triac biasanya dipakai sebagai sistem pensaklaran pada motor AC yang berdaya besar seperti pada mesin cuci digital dan SCR biasanya dipakasi sebagai pensaklaran pada lampu otomatis (misal sakelar cahaya)

 

Peralatan-Peralatan Sistem Proteksi

 Untuk mengamankan dari adanya gangguan, dilakukan dengan memasang peralatan-peralatan sistem proteksi. Sedangkan untuk menghilangkan gangguan dengan cepat oleh sistem perlindungannya, diperlukan sistem operasi yang cepat dan benar. Suatu sistem proteksi/pengaman terdiri dari komponen alat-alat utama meliputi:

  1. Pemutus Tenaga
  2. Transformator Arus
  3. Transformator tegangan
  4. Pemisah
  5. Arester
  6. Rele Proteksi

2.1 Pemutus tenaga (PMT)

    Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi everyday serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi odd / gangguan seperti kondisi quick circuit / hubung singkat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut:

Gambar : Pemutus tenaga (PMT)

  1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
  2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
  3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri. Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
  4. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
  5. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang
  6. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
  7. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
  8. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
  9. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
  10. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
  11. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

Gambar : Bagian-bagian PMT

Keterangan :

  1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).
  2. Pemutus (interrupter).
  3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow assist insulator porcelen).
  4. Batang penggerak.
  5. Penyambung diantara no.4 dan no. 12 (linkages).
  6. Terminal-terminal.
  7. Saringan (filters).
  8. Silinder bergerak (movable cylinder).
  9. Torak tetap (fixed piston)
  10. Kotak tetap (fixed contact)

Gambar 2.3. PMT one hundred fifty KV

KONSEP DALAM PROTOTIPE

 KONSEP DESAIN / PROTOTIPE PRODUK


PETA KONSEP

Konsep Desain / Prototipe Produk

- Konsep desain produk barang/ jasa

- Konsep prototipe produk/ jasa

- Proses kerja pembuatan prototipe produk

- Gambar kerja/ alur kerja pembuatan prototipe produk

- Membuat kemasan produk


    Produk merupakan hasil kreativitas budi daya manusia yang diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang memerlukan perencanaan, perancangan, maupun pengembangan produk, yaitu mulai dari tahap menggali ide atau gagasan, dilanjutkan dengan tahapan pengembangan, konsep perancangan, sistem dan detail, pembuatan prototipe dan proses produksi, evaluasi, dan berakhir dengan tahap pendistribusian.

    Melihat kondisi saat ini, kecenderungan desain produk yang berubah akibat peningkatan kebutuhan manusia tersebut menimbulkan kesadaran manusia tentang pentingnya desain yang eksklusif dan representatif. Semakin meningkatnya perkembangan usaha-usaha di bidang desain yang mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan faktor pemasaran (daya tarik dan daya jual di pasaran), serta tuntutan kapasitas produksi yang semakin meningkat. Selain itu, aktivitas desain produk yang menghasilkan gagasan kreatif dipengaruhi pula oleh kecepatan membaca situasi, khususnya kebutuhan pasar dan permintaan konsumen. Pada materi ini akan dibahas mengenai membuat desain prototipe produk, pelajarilah secara seksama !


A. Konsep Desain Produk Barang/ Jasa

    Produk yang dihasilkan perusahaan dalam perjalanannya tentu mengalami tahapan yang sesuai dengan siklus hidupnya, sehingga pemilihan produk, pendefinisian produk, maupun desain produk perlu secara terus-menerus diperbaharui. Oleh karena itu, mengetahui bagaimana menciptakan dan mengembangkan produk baru dengan berhasil sudah merupakan suatu kewajiban perusahaan yang ingin terus hidup. Produk adalah sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pelanggannya. Pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dengan persepsi dari sebuah peluang pasar dan diakhiri dengan produksi, penjualan, dan distribusi produk.


1. Pengertian desain produk

    Desain produk adalah suatu proses untuk menciptakan desain produk terbaru yang nantinya akan dijual perusahaan kepada para konsumennya. Konsep untuk menciptakan desain sangat luas bahkan pengembangan ide yang mengarah pada produk sangat penting dilakukan. Misalnya, dari segi pendekatan sistematisnya, seorang desainer produk akan mengonsep serta mengevaluasi berbagai macam ide serta mengubahnya menjadi sebuah penemuan yang lebih nyata. Di sini peran seorang produk desainer adalah untuk menggabungkan seni, ragam ilmu pengetahuan desain grafis dan teknologi guna menciptakan produk baru yang nantinya bermanfaat untuk orang lain.

    Para ahli menyebutkan bahwa desain produk berasal dari desain industrial. Bahkan desain produk dapat disebut dengan desain kemasan. Dalam hal ini secara langsung desain produk diartikan sebagai suatu ide, pengembangan beragam konsep, pengujian, serta melaksanakan manufaktur maupun jasa. Ada pula yang menyebut pengertian dan manfaat desain produk adalah alat manajemen dimana fungsinya untuk menerjemahkan hasil suatukegiatan penelitian sekaligus pengembangannya sebelum nantinya menjadi sesuatu hal yang nyata dan diproduksi serta menghasilkan laba. Desain produk bukan semata-mata membuat desain tanpa arti, tapi diharuskan sesuai dengan tatanan standar yang berlaku.


2. Manfaat desain produk

Berikut manfaat desain produk dalam kehidupan sehari-hari.

a. Untuk mempercepat setiap proses pekerjaan

Sebuah pekerjaan terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun dengan adanya desain produk, pekerjaan lebih bisa dipersingkat terutama menggunakan teknologi desain grafis.

b. Untuk menyampaikan pesan tersembunyi dalam bentuk grafis

Hal ini bisa dilihat dengan desain produk tertentu yang memiliki pesan tersembunyi. Misalnya dengan tanda, huruf, atau warna dalam desain produk itu sendiri. Namun tidak mudah untuk mendapatkan desain produk yang berkualitas dan dapat menyampaikan pesan yang dimaksud kepada konsumen.

c. Agar produk yang terjual menjadi lebih menarik dan unik

Bila produk tampak menarik pastinya harga jual produk tersebut menjadi meningkat. Tidak hanya itu, produk yang didesain dengan teknik khusus akan terlihat berbeda dari produk lainnya bahkan tampak lebih berkualitas. Karena itu tidak jarang perusahaan sengaja membuat desain produk sesuai dengan trend, namun tetap sesuai dengan kebutuhan konsumen dan masih sesuai dengan biaya produksi.


3. Tujuan desain produk

    Maksud dari desain produk adalah untuk menghindari terjadinya kegagalan saat pembuatan produk tersebut. Anda pun menjadi dapat memilih metode yang paling baik serta ekonomis dalam produksi produk. Dengan desain produk, maka Anda dapat dengan mudah menentukan standar dan spesifikasi produk yang dibuat dengan lebih detail. Adapun tujuan dari desain produk di antaranya menghasilkan produk yang berkualitas dan mempunyai tingkat nilai jual yang tinggi dan mampu untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tren pada waktunya. Tujuan lainnya adalah untuk membuat produk yang seekonomis mungkin dalam pengeluaran biaya saat produksi (bahan baku) dan tanpa mengurangi nilai jual dari produk tersebut.


4. Unsur-unsur desain produk

    Untuk menilai suatu hasil akhir dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik biasanya ada tiga unsur yang mendasari, yaitu fungsional dan estetika sering disebut fit form function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh harga dan kemampuan daya beli masyarakat. Desain produk yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya produk berorientasi pada hasil yang dicapai, dilaksanakan, dan dikerjakan seoptimal mungkin.

    Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain yang qualified, certified, dan customer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain, dan desain final.


Garis dan Sudut

 





2.1.1. Menggambar Garis Tegak Lurus


Gambar 3.1. Membuat garis tegak lurus


Letakkan sisi miring segitiga 45o - 45osedemikian hingga berimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahan oleh segitiga yang lain.

Putarlah segitiga 45o - 45o sebesar 90o (lihat anak panah) maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l.

Geser segitiganya (lihat anak panah) bila perlu.

Tarik garis m.




2.1.2. Menggambar Garis Miring


Gambar 3.2. Menggambar garis miring cara pertama


2.1.3. Menggambar Garis Sejajar


Untuk membuat garis sejajar, sebuah penggaris segitiga   yang dijadikan acuan tidak boleh bergerak. Letakkan penggaris segitiga kedua sesuai dengan arah garis yang dikehendaki lalu tarik garis. Selanjutnya   geser segitiga kedua sesuai dengan jarak yang dikehendaki lalu tarik garis dan seterusnya.




2.1.4. Menggambar Garis Lengkung






Gambar 3.3. Membuat garis lengkung dengan jangka


Tentukan jari-jari lingkaran pusat M1 lebih besar dari jari-jari lingkaran pusat M2.

Buat garis sumbu sebagai pusat putaran lengkungan M1 dan M2 sesuai jari-jarinya.

Buat setengah lingkaran dengan jangka dari pusat M1, kemudian dilanjutkan membuat setengah lingkaran pada pusat M2, maka terbentuklah garis lengkung yang berhubungan.




2.1.5. Membagi Garis menjadi Dua Bagian Sama Panjang






Gambar 3.4. Membagi garis sama panjang


Buat dua busur lingkaran dengan A dan   B   sebagai pusat, jari-jari R sembarang. kedua busur saling berpotongan di a dan b

Tarik garis ab yang memotong AB di C maka AC = CB




2.1.6. Membagi Garis Menjadi Beberapa Bagian Sama Panjang





Gambar 3.5. Membagi garis sama panjang


Tarik garis sembarang dari A

Bagi garis AB eight bagiansama dengan memakai jangka Aa = ab = bc = cd = de = ef = fg = gh.

Hubungkan titik h dengan B.

Tariklah dari titik-titik: g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB.




2.1.7. Memindahkan Sudut








Gambar 3.6. Memindahkan sudut


Buat busur lingkaran dengan A sebagian pusat dengan jari-jari sembarang (R) yang memotong kaki-kaki sudut AB dan AC di n dan m.

Buat pula busur lingkaran dari   A1 dengan jari-jari R1 (R=R1) yang memotong kaki sudut A1 C1 di m1.

Buat busur lingkaran dari titik m dengan jari- jari r = nm.

Buat pula busur lingkaran dengan jari-jari r1 = r dari titik di m1, busur ini memotong busur yang pertama ( jari-jari R1) di titik n.

Tarik garis A1 n1 yang merupakan kaki sudut A1 B1, maka sudut B1 A1 C1 = sudut BAC.




2.1.8. Membagi Sudut Sama Besar







Gambar 3.7. Membagi sudut sama besar


Lingkarkan sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai pusat dengan jari-jari sembarang R yang memotong kaki sudut AB dan AC di titik-titik P dan Q.

Buat busur dengan P dan Q sebagai pusat busur lingkaran dengan jari-jari sebarang R2 dan R3 dimana R2 = R3. Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di T.

Tarik garis AT maka   BAT =    TAC.


Silicon Controlled Rectifier (SCR)

     SCR merupakan jenis thyristor yang terkenal dan paling tua, komponen ini tersedia dalam rating arus antara 0,25 hingga ratusan amper, serta rating tegangan hingga 5000 volt. Struktur dan simbol dari SCR dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah :.

 


Gambar  struktur dan simbol dari SCR

Sedangkan jika didekati dengan struktur transistor, maka struktur SCR dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah :


Gambar Struktur SCR jika didekati dengan struktur transistor.

     Kondisi awal dari SCR adalah dalam kondisi OFF (A dan K tidak tersambung). Salah satu cara untuk meng-ON kan (menyambungkan antara A dan K) adalah dengan memberikan tegangan picu terhadap G (gate). Sekali SCR tersambung maka SCR akan terjaga dalam kondisi ON (dapat dilihat pada struktur transistor Gambar 2). Untuk mematikan sambungan A-K, maka yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan tegangan balik pada A-K-nya, atau dengan menghubungkan G ke K. Gambar 3 berikut adalah karakteristik volt-amper SCR dan skema aplikasi dasar dari SCR.

 



Gambar Karakteristik dan skema aplikasi SCR.


Sikap Dan Perilaku Wirausaha

Sikap Dan Perilaku Enterpreneur vs Intrapreneur

1. Karakteristik Dasar Seorang Wirausahawan.

        Seorang wiausahawan adalah seorang inovator yaitu mereka yang menemukan usaha dan ide mengenai peluang usaha dan mewujudkannay dalam bentuk badan usaha. 





Contoh Enterpreneur



Sifat-Sifat Penting Enterpreneur/Intrapreneur


Contoh Inovasi

Keberhasilan Teknologi Smartphone membaca kepuasan pelanggan, memanfaatkannya sebagai peluang bisnis untuk mengendalikan konsumen.


Di Indonesia, Sebuah Perusahaan Smartphone berlomba-lomba untuk meluncurkan cukup banyak produknya sejak paruh pertama 2021. Dimulai dari Smartphone kelas menengah di awal tahun, Hingga Smartphone kelas atas dengan jaringan 5G.



KESIMPULAN
Dari konsep Intrapreneur kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat memulai bisnis baru, Kecil dan milik sendiri.
Intrapreneur sama dengan inovasi yang dapat menciptakan nilai tambah pada sebuah product dan hasil penjualan.

Ukuran Kertas Gambar Dan Etiket

 

    Kertas gambar yang umum dipakai dalam gambar teknik adalah kertas seri A, yaitu A4,A3,A2,A1, dan A0. Sehingga gambar yang kita buat diusahakan bisa ditampung dengan ukuran kertas tersebut, dan tentunya dengan menggunakan skala yang sesuai. Jika kita membuat gambar khusus misalnya gambar yang sangat panjang sehingga tidak bisa tertampung dalam kertas ukuran standart maka kita dapat menggunakan kertas seri A yang diperpanjang. Misalnya A4x3 (297 x 210), maka ukuran kertas akan menjadi 297mm x 630mm. 


Sesuai dengan sistem ISO (International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie 

Gambar Ukuran Standar garis tepi pada kertas gambar A2

Ukuran pokok dari kertas gambar A0 adalah: luasnya = 1 m2 dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : v2

Bila panjang = x dan lebar = y, maka didapat persamaan x : y = 1 : v2 dengan menyelesaikan persamaan ini, maka kita dapatkan x = 0,841 m atau 841 mm dan y= 1.189m atau 1189mm. 

Dengan membagi ukuran kertas A0 menjadi dua bagian yang sama besar, maka didapat ukuran kertas A1. 

Dengan membagi ukuran kertas gambar A1 menjadi dua bagian yang sama besar, maka didapat ukuran kertas A2 (2 artinya A0 dibagi dua kali). 

Selain itu masih ada ukuran-ukuran lain yang lebih kecil dengan jalan selalu membagi menjadi 2 bagian yang sama besar.

2. Skala Gambar

Setiap jenis gambar mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ada yang kecil dan ada yang besar. Oleh karena itu sering kali tidak memungkinkan menggambar suatu gambar dalam kertas gambar ukuran tertentu, dalam ukuran sebenarnya. Untuk ini ukuran gambar harus diperkecil jika bendanya besar, dan harus diperbesar jika bendanya terlalu kecil. Pengecilan atau pembesaran gambar dilakukan dengan skala tertentu. 

Skala adalah perbandingan ukuran linear pada gambar terhadap ukuran linear dari benda sebenarnya. Ada tiga macam skala gambar, yaitu:
a) Skala pembesaran
Skala pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda sebenarnya. Umpamanya jika bendanya kecil dan rumit seperti misalnya rangkaian kontrol pada lampu jalan. 
Penunjukan untuk skala pembesaran adalah: x: 1, 
b) Skala penuh
Skala penuh dipergunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda sebenarnya. Skala ini dianjurkan untuk dipergunakan, agar supaya dapat membayangkan benda yang sebenarnya, atau untuk memudahkan pemeriksaan. Penunjukkan skala penuh adalah 1: 1.
c) Skala pengecilan
Skala pengecilan dipergunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil daripada gambar yang sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1: x.

3. ETIKET

Etiket/kepala gambar merupakan bagian yang harus dicantumkan dalam gambar teknik,karena disinilah akan di tempatkan informasi penting tentang gambar tersebut. Kepala gambar sebenarnya tidak ada ketentuan yang spesifik untuk ukuran maupun bentuknya, jadi harus disesuaikan dengan ukuran kertas yang akan kita pakai. Semakin besar ukuran kertas yang kita pakai semakin besar pula ukuran kepala gambar dan huruf yang dipakai. Tetapi ada beberapa hal yang harus ada didalamnya seperti disebut dalam posting etiket/kepala gambar. 



Gambar Tata letak ETIKET GAMBAR TEKNIK

    Yang dicantumkan pada etiket meliputi: Nama yang membuat gambar, b) nama gambar, c) nama instansi/departemen/sekolah, d) nomor gambar, e) tanggal menggambar atau selesainya gambar, f) tanggal diperiksanya gambar dan nama yang memeriksa, g) ukuran kertas gambar yang dipakai, h) skala gambar, i) proyeksi yang dipakai pada gambar tersebut, j) satuan ukuran yang digunakan, k) berbagai data yang diperlukan untuk kelengkapan gambar. Contoh etiket seperti pada gambar:


Gambar Contoh Etiket

GEOMETRI GAMBAR TEKNIK

B. Garis dan Sudut

2.1 Menggambar Garis Tegak Lurus

CONTOH Membuat garis tegak lurus

Keterangan 

Letakkan sisi miring segitiga 45 - 45Derajat sedemikian hingga berimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahan oleh segitiga yang lain.

Putarlah segitiga 45o - 45o sebesar 90o (lihat anak panah) maka sisi miringnya akan tegak lurus garis l.
Geser segitiganya (lihat anak panah) bila perlu.
Tarik garis m

DASAR PLC OMRON

 Menguasai satu jenis PLC sudah cukup dapat berkiprah di dunia industry karena dasar seluruh PLC mempunyai kesamaan system kerja dan bagian-bagiannya. Yang diulas disini kita pahami pada satu jenis PLC yaitu PLC Omron. Jika kita bahas beberapa PLC akan menyita waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai seluruh PLC.

B. BAGIAN – BAGIAN PLC OMRON CPM1A

1. Indikator Status PLC


Indikator Input
Indikator ini akan menyala apabila input ON. Apabila terjadi kesalahan fatal, lampu indikator berubah sebagai berikut:

CPU atau I/O bus error : input indikator OFF
Memory atau sistem error : input indikator tetap pada status sebelum kesalahan (error) terjadi, meskipun status input berubah.
Indikator Output
Indikator ini menyala ketika rele output ON.

1. Komunikasi
Dengan komunikasi Host Link memungkinkan sebuah host komputer mengontrol sampai 32 PLC OMRON. Untuk menghubungkan PLC dengan komputer dapat menggunakan adapter RS-232C atauRS-422.
 1.1. Komunikasi 1-1
Komunikasi seperti ditunjukkan pada gambar adalah metoda hubungan 1:1 yaitu hubungan antara PLC CPM1 dengan Komputer IBM PC/AT atau komputer yang kompatibel dengan IBM PC/AT.
Bagian dan fungsi dari komponen-komponen tersebut adalah:
1.2. Mode Setting Switch
Set saklar ini ke host apabila akan menggunakan sistem host link untuk menghubungkan ke personal komputer. Dan set saklar ke NT apabila ingin menghubungkan PLC ke komputer dengan metoda 1:1 NT Link.
1.3. Connector
Connector ini digunakan sebagai penghubung ke CPU Peripheral Port.
RS-232C Port
Dengan menggunakan kabel RS-232C Port ini dihubungkan ke peralatan lain seperti Personal Computer, Peralatan Peripheral dan Terminal Pemrogram.

2. Struktur area
Struktur Area Memory PLC-CPM1A
Dalam tabel berikut ini adalah merupakan struktur area memory dari PLC tipe CPM1A
Keterangan:
2.1. Area IR (Internal Relay)
Bit-bit dalam area IR mulai dari IR00000 sampai IR00915 dialokasikan untuk terminal CPU dan unit I/O. Bit input mulai dari IR00000, dan bit output mulai dari IR01000.
Bit IRwork dapat digunakan secara bebas dalam program.
Dan ini hanya digunakan dalam program, IRwork tidak secara langsung dialokasikan untuk terminal I/O eksternal.
2.2. SR (Special Relay)
Bit rele spesial ini adalah bit yang digunakan untuk fungsi-fungsi khusus seperti untuk flags (misalnya, dalam operasi penjumlahan terdapat kelebihan digit, maka carry flag akan set "1"), kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC, dan sistem clock.
2.3. AR (Auxilary Relay)
Bit AR ini adalah bit yang digunakan untuk flag yang berhubungan dengan operasi PLC CPM1A. Bit ini diantaranya digunakan untuk menunjukkan kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi I/O spesial, kondisi unit input/ ouput, kondisi CPU PLC, kondisi memory PLC dan sebagainya.
2.4. HR (Holding Relay)
Dapat difungsikan untuk menyimpan data (bit-bit penting) karena tidak akan hilang walaupun sumber tegangan PLC mati.
2.5. LR (Link Relay)
Digunakan untuk link data pada PLC Link System. Artinya untuk tukar-menukar informasi antar dua atau lebih PLC dalam suatu sistem kontrol yang saling berhubungan satu sama lain.
2.6. TR (Tempory Relay)
Berfungsi untuk menyimpan sementara kondisi logika program ladder yang mempunyai titik pencabangan khusus.
2.7. TC (Timer / Counter)
Untuk mendefinisikan suatu sistem tunda waktu (timer), ataupun untuk penghitung (counter). Untuk timer TIM mempunyai orde waktu 100 ms dan TIMH mempunyai orde waktu 10 ms. TIM 000 s.d TIM 015 dapat dioperasikan secara interrupt untuk mendapatkan waktu yang lebih presisi.
2.8. DM (Data Memory)
Data memory berfungsi untuk penyimpanan data-data program, karena isi DM tidak akan hilang walaupun sumber tegangan PLC mati. DM word mulai dari DM0000 sampai DM0999 dan DM1022 dan DM1023 dapat digunakan secara bebas dalam program.
DM word yang dialokasikan untuk fungsi-fungsi khusus, adalah: 
DM Read/Write
Pada DM ini data bisa ditulis dan dihapus oleh program yang kita buat. 
DM Error Log
Pada DM ini disimpan informasi-informasi penting dalam hal PLC mengalami kegagalam sistem operasionalnya. 
DM Read Only
Dalam DM ini data hanya dapat dibaca saja (tidak bisa ditulisi) 
DM PC Set Up 
Data yang diberikan pada DM ini berfungsi untuk Setup PLC. Pada DM inilah kemampuan kerja PLC didefinisikan untuk pertama kali sebelum PLC tersebut diprogram dan dioperasikan pada suatu sistem kontrol





KOMPONEN PLC

A.NEMA   (The  National  Electrical  Manufacturers   Association) 

Mendefinisikan  PLC sebagai  piranti elektronika   digital   yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal  dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi  tertentu, seperti  logika,  sekuensial, pewaktuan,  perhitungan,  dan aritmetika, untuk  mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui  modul I/O digital dan atau analog. 

PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat,  dengan dasar  data yang bisa diprogram  dalam  sistem  berbasis mikroprosesor  integral. 

PLC menerima masukan dan menghasilkan  keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan  demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah  oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter  proses yang dikendalikan oleh PLC  sendiri  merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan  urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses  itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses  tertentu  akan berjalan sesudah  subproses  sebelumnya  terjadi.  Istilah umum  yang digunakan  untuk proses yang berwatak demikian ialah  proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang  populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu  menangani proses-proses yang  bersifat sekuensial dan juga  kontinyu  (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.

Kendali PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa diprogram 

melalui program manual, yang biasa disebut dengan Programming Console. Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya juga tergantung pada produk PLC-nya. Dengan kata lain, masing-masing produk PLC membutuhkan perangkat sendiri-sendiri. Saat ini fasilitas PLC dengan komputer sangat penting sekali artinya dalam pemrograman-ulang PLC dalam dunia industri. Sekali sistem diperbaiki, program yang benar dan sesuai harus disimpan ke dalam PLC lagi. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan program PLC, apakah selama disimpan tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah program sudah berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk menghindari situasi berbahaya dalam ruang produksi (pabrik), dalam hal ini beberapa pabrik PLC telah membuat fasilitas dalam PLC-nya berupa dukungan terhadap jaringan komunikasi, yang mampu melakukan pemeriksaan program sekaligus pengawasan secara rutin apakah PLC bekerja dengan baik dan benar atau tidak. Hampir semua produk perangkat lunak untuk memprogram PLC memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu saklar (masukan atau keluaran) bernilai ON atau OFF, melakukan pengawasan program (monitoring) secara real-time termasuk pembuatan dokumentasi diagram tangga yang bersangkutan. Dokumentasi diagram tangga ini diperlukan untuk memahami program sekaligus dapat digunakan untuk pelacakan kesalahan. Pemrogram dapat memberikan nama pada piranti masukan dan keluaran, komentar-komentar pada blok diagram dan lain sebagainya. Dengan pemberian dokumentasi maupun komentar pada program, maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan (perbaikan atau modifikasi) program dan pemahaman terhadap kerja program diagram tangga tersebut. 

B. BAGIAN/ ELEMEN PLC 
PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC ditunjukkan pada gambar berikut


Gambar Bagian dari PLC 
Unit Pengolah Pusat (CPU - Central Processing Unit)  
Modul CPU
Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor  terdiri dari dua bagian: 
1. Prosesor 
2. Memori 
1. Prosesor berfungsi: 
o mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada. 
o Mengeksekusi program kontrol.
 
2.1  Memori, yang berfungsi: 

    Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan  berbentuk  tabel  data, register citra, atau RLL (Relay  Ladder  Logic),  yang merupakan program pengendali proses.
Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah kontroler PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah mikrokontroler (versi mini mikrokontroler lengkap). 
Pada awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun saat ini bisa merupakan mikrokontroler 16 atau 32 bit. Biasanya untuk produk-produk PLC buatan Jepang, mikrokontrolernya adalah Hitachi dan Fujitsu, sedangkan untuk produk Eropa banyak menggunakan Siemens dan Motorola untuk produk-produk Amerika. CPU ini juga menangani komunikasi dengan piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian internal PLC, eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati masukan dan memberikan sinyal ke keluaran (sesuai dengan proses atau p rogram yang dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memeriksa agar dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan karena alasan keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator lampu pada badan PLC  sebagai indikator terjadinya kesalahan atau kerusakan. 

    Tugas dari CPU dalam PLC adalah mengontrol dan mensupervisi semua operasi PLC, sebuah komunikasi internal atau "Bus System" membawa informasi dari dan ke CPU, I/O, dan memori.
Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah, bahwa CPU dihubungkan ke memori dan I/O oleh tiga macam Bus, yaitu:
Control Bus 
Address Bus 
Data Bus
Control Bus, mengijinkan CPU mengontrol kapan harus menerima atau mengirimkan informasi dari salah satu yaitu I/O atau memori.
Address Bus, mengijinkan CPU untuk menetapkan alamat untuk membuka komunikasi pada daerah tertentu yang ada di memori atau I/O.
Data Bus, mengijinkan CPU, memori dan I/O untuk saling tukar-menukar informasi (data). Jumlah garis paralel dalam address bus ditentukan oleh besarnya lokasi memori yang dapat dialamatkan, sedangkan ukuran dari data bus menentukan besarnya jumlah bit informasi yang dapat dilewatkan antara CPU, memori dan I/O.

2.2 Memory
Untuk menyimpan program dan data PLC menggunakan memori semikonduktor seperti RAM (Random Access Memory) atau PROM (Programmable Read Only Memory) seperti EPROM atau EEPROM.
Dalam beberapa hal RAM digunakan utnuk pemrograman awal dan pengujian, sebab dengan menggunakan RAM ini dapat dengan mudah melakuan pengubahan program. RAM yang ada di PLC ini dilengkapi dengan backup-battery yang berfungsi untuk mempertahankan agar program tidak hilang ketika sumber daya PLC dimatikan.


C. PLC ( Programable Logic Controller )

Rele magnit sudah banyak dipakai untuk kontrol logika di industri beberapa tahun lamanya dan sampai sekarang dan akan tetap dipakai secara luas pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena pengembangan bahan, konstruksi dan desain, rele mampu beroperasi ribuan kali tanpa mengalami gangguan. Namun demikian dalam beberapa hal atau pada kondisi tertentu logika elektronika lebih baik dari pada logika rele. PLC telah diproduksi oleh perusahaan ternama seperti Mitsubishi, Omron, Festo, Sneider, Siemens, LG, Panasonic, Zen dll dengan software pemograman yang berbeda tapi prinsip jenisnya sama seperti Ladder ( diagram tangga ), Logic ( gerbang logika ),Mnemonik ( statement list ).
PLC pada dasarnya dibuat dan dikembangkan untuk digunakan menggantikan rele yang dipakai dalam sistem control.

1. Keuntungan menggunakan PLC
Akhir-akhir ini PLC dalam aplikasi banyak dipakai di industri-industri, karena PLC ini mempunyai keunggulan-keunggulan spesifik. Ada beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh apabila kita menggunakan PLC dalam aplikasi kontrol di industri.
Ini akan terlihat dengan jelas kalau kita lihat dari beberapa segi, diantaranya:
Ditinjau Dari Segi Biaya
Jika sebuah aplikasi kontrol yang komplek dan menggunakan banyak rele, maka akan lebih murah apabila kita menggunakan / memasang satu buah PLC sebagai alat kontrol.
Salah satu masalah apabila aplikasi kontrol menggunakan rele adalah sama saja dengan mengeluarkan biaya untuk membuat satu rangkaian kontrol yang digunakan untuk satu buah aplikasi kontrol. Ini berarti apabila kita akan membuat satu atau lebih rangkaian kontrol yang sejenis akan memerlukan biaya tambahan.
Tetapi dengan menggunakan PLC kita dapat membuat rangkaian kontrol yang sejenis tanpa memerlukan biaya tambahan untuk membeli komponen kontrol, sebab komponen kontrol yang diperlukan dalam sistem kontrol tersebut dapat disimulasikan oleh PLC, seperti contohnya: timer, counter, sequencer, dan sebagainya. 
Ditinjau dari Segi Fleksibilitas
PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan cara memrogram ulang sesuai dengan yang diinginkan, tidak seperti pada kontrol rele kita harus melakukan pengawatan ulang dan ini tentu saja akan memakan waktu dan biaya. 
Ditinjau dari Segi Keandalan
PLC jauh lebih andal jika dibandingkan dengan kontrol rele. PLC didesain untuk bekerja dengan keandalan yang tinggi dan jangka waktu pemakaian yang lama pada lingkungn industri.
PLC ini juga diproteksi terhadap kemungkinan kerusakan akibat surja pada bagian I/O-nya, yaitu dengan cara menggunakan rangkaian isolasi opto (cahaya).
Dengan menggunakan batere cadangan (back-up) pada RAM atau EPROM untuk menyimpan atau menjaga program aplikasi, maka dapat dijamin waktu produksi yang vital tidak akan hilang yang dikarenakan oleh program hilang atau penyimpangan setelah terjadi kesalahan dalam sistem kontrol. 
Mempunyai Kemampuan Seperti Komputer
Pada dasarnya PLC adalah komputer juga, dan ini berarti kita dengan menggunakan PLC dapat mengumpulkan dan memroses data. PLC dapat pula melakukan diagnosa dan menunjukkan kesalahan apabila terjadi gangguan, sehingga ini sangat membantu dalam melakukan palacakan gangguan.
PLC juga dapat berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan komputer. Sehingga kontrol dapat ditampilkan di layar komputer, didokumentasikan, serta gambar kontrol dapat dicetak dengan menggunakan printer. 
Mudah dalam Melakukan pelacakan Gangguan Kontrol
Pada layar monitor dapat ditampilkan gambar kontrol, sehingga kita dapat dengan mudah mengamati apa yang terjadi di sistem kontrol. Ini memungkinkan orang untuk melakukan evaluasi terhadap kontrol dan melakukan pengubahan atau perbaikan dengan cukup memasukkan perintah melalui papan ketik (keyboard).


2. Pengertian PLC
PLC adalah sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi instruksi logika. 
PLC mempunyai fungsi internal seperti timer, counter dan sift register dll.
PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan rele


3. Tiga bagian pokok PLC
Pada prinsipnya PLC mempunyai tiga bagian pokok yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda, tiga bagian tersebut adalah:
Pemroses 
Memori 
Input/Output 
Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori, kemudian diproses oleh PLC berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya. Hasil proses adalah berupa output, output inilah yang dipakai untuk mengontrol peralatan. Kerja dari PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang terdapat di memori ini.

4. Catu daya PLC 
Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC bekerja pada catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai modul tersendiri). Yang demikian biasanya merupakan PLC besar, sedangkan yang medium atau kecil, catu dayanya sudah menyatu. Pengguna harus menentukan berapa besar arus yang diambil dari modul keluaran/masukan untuk memastikan catu daya yang bersangkutan menyediakan sejumlah arus yang memang dibutuhkan. Tipe modul yang berbeda menyediakan sejumlah besar arus listrik yang berbeda. 
Catu daya listrik ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan catu daya 
langsung ke masukan maupun keluaran, artinya masukan dan keluaran murni 
merupakan saklar (baik relai maupun opto isolator). Pengguna harus menyediakan sendiri catu daya terpisah untuk masukan dan keluaran PLC. Dengan cara demikian, maka lingkungan industri dimana PLC digunakan tidak akan merusak PLC-nya itu sendiri karena memiliki catu daya terpisah antara PLC dengan jalur-jalur masukan dan keluaran. 

 5. Masukan-masukan PLC 
Kecerdasan sebuah sistem terotomasi sangat tergantung pada kemampuan 
sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis sensor dan piranti-piranti masukan lainnya. untuk mendeteksi proses atau kondisi atau status suatu keadaan atau proses yang sedang terjadi, misalnya, berapa cacah barang yang sudah diproduksi, ketinggian permukaan air, tekanan udara dan lain sebagainya, maka dibutuhkan sensor-sensor yang tepat untuk masing-masing kondisi atau keadaan yang akan dideteksi tersebut. Dengan kata lain, sinyal-sinyal masukan tersebut dapat berupa logik (ON atau OFF) maupun analog. PLC  kecil biasanya hanya memiliki jalur masukan digital saja, sedangkan yang besar mampu menerima masukan analog melalui unit khusus yang terpadu dengan PLC-nya. Salah satu sinyal analog yang sering dijumpai adalah sinyal arus 4 hingga 20mA (atau mV) yang diperoleh dari berbagai macam sensor. Lebih canggih lagi, peralatan lain dapat dijadikan masukan untuk PLC, seperti citra dari kamera, robot (misalnya, robot bisa mengirimkan sinyal ke PLC sebagai suatu informasi bahwa robot tersebut telah selesai memindahkan  suatu objek dan lain sebagainya) dan lain-lain. 

6. Pengaturan atau Antarmuka Masukan ( Modul Input )

Antarmuka masukan berada di antara jalur masukan yang sesungguhnya dengan unit CPU. Tujuannya adalah melindungi CPU dari sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki yang bisa merusak CPU itu sendiri. 
PLC memerlukan peralatan modul I/O. Modul I/O ini berfungsi untuk mengubah tegangan yang umum dipakai pada kontrol rele (220 VAC, 24 VDC, atau yang lainnya) ke dalam tegangan level TTL untuk dimasukkan ke PLC. Gambar berikut ini menunjukkan rangkaian dasar dari peralatan yang dipakai untuk mengkondisikan dan memodifikasi sinyal output dari luar PLC.
Modul antar masukan ini berfungsi untuk mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari luar ke sinyal-sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja CPU yang bersangkutan (misalnya, masukan dari sensor dengan tegangan kerja 24 VDC harus dikonversikan menjaid tegangan 5 VDC agar sesuai dengan tegangan kerja CPU). Hal ini dengan mudah dilakukan menggunakan rangkaian opto-isolator sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut
 
Penggunaan opto-isolator artinya tidak  ada hubungan kabel sama sekali antara dunia luar dengan unit CPU. Secara 'optik' dipisahkan (perhatikan gambar diatas), atau dengan kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Kerjanya sederhana, piranti eksternal akan memberikan sinyal untuk menghidupkan LED (dalam opto osilator), akibatnya  photo transistor  akan menerima cahaya dan akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya sebagai logika nol (catu antara kolektor dan emitor drop dibawah 1 volt). Begitu juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi, maka LED akan mati dan photo transistor akan berhenti menghantar (OFF), CPU akan melihatnya sebagai logika satu. 
    7. Keluaran-keluaran PLC ( modul output )
Sistem otomatis tidaklah lengkap jika tidak ada fasilitas keluaran atau fasilitas untuk menghubungkan dengan alat-alat eksternal (yang dikendalikan). Beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan adalah motor, selenoida, relai, lampu indikator, speaker dan lain sebagainya. Keluaran ini dapat berupa analog maupun digital. Keluaran digital bertingkah seperti sebuah saklar, menghubungkan dan memutuskan jalur. Keluaran analog digunakan untuk menghasilkan sinyal analog (misalnya, perubahan tegangan untuk pengendalian motor secara regulasi linear sehingga diperoleh kecepatan putar tertentu).
Sebagaimana pada antarmuka masukan, keluaran juga membutuhkan antarmuka yang  sama yang digunakan untuk memberikan perlindungan CPU dengan peralatan eksternal, sebagaimana ditunjukkan pada gambar  I .3 Cara kerjanya juga sama, yang menyalakan  dan mematikan LED didalam optoisolator sekarang adalah CPU, sedangkan yang membaca status  photo transistor ( PLC dengan output transistor berbeda dngan PLC dengan ouput relay ), apakah menghantarkan arus atau tidak, adalah peralatan atau piranti eksternal.

DESAIN PRODUK ELEKTRONIK

  Pengembangan Desain dan Produksi Produk Elektronika Praktis   Produk Rekayasa Elektronika Praktis menjadi bagian kebutuhan manusia dal...