2. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang
tidak memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja. Beberapa
komponen elektronika yang tegolong komponen pasif yaitu : Resistor, Kapasiotr,
dan Induktor.
A. Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah
Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan
adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun
Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut
juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor
diantaranya adalah :
·
Resistor yang Nilainya Tetap
·
Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor
Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
·
Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai
dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light
Dependent Resistor
·
Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai
dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive
Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)
Cara
menghitung nilai Resistor
Berdasarkan bentuknya
dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk
Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen
Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus
mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna
tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu
sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Cara
menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili
oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam
bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga
yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya
sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai
toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
Merupakan
Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Gelang
ke 1 : Coklat = 1
Gelang
ke 2 : Hitam = 0
Gelang
ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang
ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka
nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan
toleransi 10%.
Perhitungan
untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Cara
Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
Merupakan
Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh
:
Gelang
ke 1 : Coklat = 1
Gelang
ke 2 : Hitam = 0
Gelang
ke 3 : Hijau = 5
Gelang
ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang
ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka
nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan
toleransi 10%.
Contoh-contoh
perhitungan lainnya :
Kuning,
Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara
menghitung Toleransi :
2.200
Ohm dengan Toleransi 5% =
2200
– 5% = 2.090
2200
+ 5% = 2.310
ini
artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Untuk
mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami memakai singkatan seperti
berikut :
HI
CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam,
COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru, UNGu, Abu-abu, PUtih)
Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka :
Membaca
nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial,
karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang
digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka
langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode
Tubuh Resistor)
Resistor Chip
Contoh :
Kode
Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3;
Contoh
cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka adalah
sebagai berikut :
Masukkan
Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan
Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan
Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³
Maka
nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm)
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm
Ada
juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
(Tulisan
R menandakan letaknya koma decimal)
4R7
= 4,7 Ohm
0R22
= 0,22 Ohm
Keterangan
:
Ohm
= Ω
Kilo
Ohm = KΩ
Mega
Ohm = MΩ
1.000
Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000
Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000
kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
B. Kapasitor
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah
Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik
dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah
dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada
rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya).
Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F).
Jenis-jenis Kapasitor
diantaranya adalah :
·
Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak
ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka
·
Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari
Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
·
Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki
Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah
·
Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte
Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
·
Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor
jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.
Rumus Perhitungan
Capasitor
Berikut ini adalah nilai Kapasitansi Standar untuk Kapasitor Tetap
yang umum dan dapat ditemukan di Pasaran :
Menurut Tabel diatas,
hanya sekitar 133 nilai Standar Kapasitor Tetap yang umum dan dapat ditemukan
di Pasaran. Jadi bagaimana kalau nilai kapasitansi yang paling cocok untuk
rangkaian Elektronika kita tidak ditemukan di Pasaran atau bukan nilai Standar Kapasitor
Tetap? Jawabannya adalah dengan menggunakan Rangkaian Seri ataupun Rangkaian
Paralel Kapasitor.
Rangkaian
Paralel Kapasitor (Kondensator)
Rangkaian Paralel
Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Kapasitor yang
disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Dengan menggunakan Rangkaian
Paralel Kapasitor ini, kita dapat menemukan nilai Kapasitansi pengganti yang
diinginkan.
Rumus dari Rangkaian Paralel
Kapasitor (Kondensator) adalah :
Ctotal = C1 +
C2 + C3 + C4 + …. + Cn
Dimana :
Ctotal = Total
Nilai Kapasitansi Kapasitor
C1 = Kapasitor ke-1
C2 = Kapasitor ke-2
C3 = Kapasitor ke-3
C4 = Kapasitor ke-4
Cn = Kapasitor ke-n
Berikut ini adalah gambar
bentuk Rangkaian Paralel Kapasitor
Contoh Kasus untuk menghitung
Rangkaian Paralel Kapasitor
Seorang
Perancang Rangkaian Elektronika ingin merancang sebuah Peralatan
Elektronika, salah satu nilai Kapasitansi yang diperlukannya adalah 2500pF,
tetapi nilai tersebut tidak dapat ditemukannya di Pasaran Komponen Elektronika.
Oleh karena itu, Perancang Elektronika tersebut menggunakan Rangkaian Paralel
untuk mendapatkan nilai kapasitansi yang diinginkannya.
Penyelesaian :
Beberapa kombinasi
yang dapat dipergunakannya antara lain :
1 buah Kapasitor
dengan nilai 1000pF
1 buah Kapasitor dengan nilai 1500pF
Ctotal = C1 +
C2
Ctotal = 1000pF + 1500pF
Ctotal = 2500pF
Atau
1 buah Kapasitor
dengan nilai 1000pF
2 buah Kapasitor dengan nilai 750pF
Ctotal = C1 +
C2 + C3
Ctotal = 1000pF + 750pF + 750pF
Ctotal = 2500pF
Rangkaian
Seri Kapasitor (Kondensator)
Rangkaian Seri
Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah dan lebih Kapasitor yang
disusun sejajar atau berbentuk Seri. Seperti halnya dengan Rangkaian Paralel,
Rangkaian Seri Kapasitor ini juga dapat digunakan untuk mendapat nilai
Kapasitansi Kapasitor pengganti yang diinginkan. Hanya saja, perhitungan
Rangkaian Seri untuk Kapasitor ini lebih rumit dan sulit dibandingkan dengan
Rangkaian Paralel Kapasitor.
Rumus dari Rangkaian Paralel
Kapasitor (Kondensator) adalah :
1/Ctotal = 1/C1 +
1/C2 + 1/C3 + 1/C4 + …. + 1/Cn
Dimana :
Ctotal = Total
Nilai Kapasitansi Kapasitor
C1 = Kapasitor ke-1
C2 = Kapasitor ke-2
C3 = Kapasitor ke-3
C4 = Kapasitor ke-4
Cn = Kapasitor ke-n
Contoh Kasus untuk menghitung
Rangkaian Seri Kapasitor
Seorang Engineer ingin
membuat Jig Tester dengan salah satu nilai Kapasitansi Kapasitor yang paling
cocok untuk rangkaiannya adalah 500pF, tetapi nilai 500pF tidak terdapat di
Pasaran. Maka Engineer tersebut menggunakan 2 buah Kapasitor yang bernilai
1000pF yang kemudian dirangkainya menjadi sebuah Rangkaian Seri Kapasitor untuk
mendapatkan nilai yang diinginkannya.
Penyelesaian :
2 buah Kapasitor
dengan nilai 1000pF
Jenis-jenis Kapasitor dan Simbolnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar